•• MENCARI ORANG YANG JUJUR ITU SULIT ••
assalamualaykum
warahmatullahi wabarakaatuh
sahabatku fillah mencari orang yang jujur dijaman ini amatlah
sulit.sampai pun ia rajin shalat, jidadnya terlihat rajin sujud (karena
saking hitamnya) belum tentu bisa memegang amanat dengan baik.
perintah untuk berlaku jujur
dalam beberapa ayat,Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur.diantaranya pada firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.”
(QS. At Taubah: 119).
dalam ayat lainnya,Allah Azza Wa Jalla berfirman :
فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
“ Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah,niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)
dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.
Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ
الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ
وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ
وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ
يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“ Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur,karena sesungguhnya
kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan
mengantarkan pada surga. jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan
berusaha untuk jujur,maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang
yang jujur. hati-hatilah kalian dari berbuat dusta,karena sesungguhnya
dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan
pada neraka. jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(HR. Muslim no. 2607).
begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ
“ Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.
sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa,sedangkan dusta (menipu)
akan menggelisahkan jiwa.”
(HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200, hasan shahih).
jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu
kejelekan.ang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan,
sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.
Basyr Al Haafi berkata,
من عامل الله بالصدق، استوحش من الناس
" Barangsiapa yang berinteraksi dengan Allah dengan penuh kejujuran,maka manusia akan menjauhinya."
(Mukhtashor Minhajil Qoshidin, 351).karena memang jujur itu begitu asing saat ini,sehingga orang yang jujur dianggap aneh.
perintah untuk menjaga amanat
Allah Azza Wa Jalla berfirman :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
" Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya"
(QS. An Nisa': 58).
dari Abu Hurairah,Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ
" Tunaikanlah amanat kepada orang yang menitipkan amanat padamu." (HR.
Abu Daud no. 3535 dan At Tirmidzi no. 1624, hasan shahih).
khianat ketika diberi amanat adalah di antara tanda munafik. Dari Abu Hurairah,Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
" Ada tiga tanda munafik: jika berkata, ia dusta; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanat, ia khianat."
(HR. Bukhari no. 33).
jadi,jika dititipi amanat,jagalah amanat tersebut itu dengan baik.
jangan sampai dikorupsi,jangan sampai dikurangi dan masuk kantong
sendiri.
ingatlah ancaman dalam dalil di atas sebagaimana dikata munafik.
kunci utama agar kita menjaga amanat ketika dititipi uang
misalnya,sehingga tidak dikorupsi atau dikurangi adalah dengan memahami
takdir ilahi. Ingatlah bahwa setiap orang telah ditetapkan
rizkinya.Allah tetapkan rizki tersebut dengan adil,ada yang kaya dan ada
yang miskin.Allah tetapkan ada yang berkelebihan harta dari lainnya,
itu semua dengan kehendak Allah karena Dia tahu manakah yang terbaik
untuk hamba-Nya. sehingga kita hendaklah mensyukuri apa yang Allah beri
walaupun itu sedikit.
اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيزُ
“ Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada
yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS.
Asy Syura: 19)
Allah Azza Wa Jalla berfirman :
وَلَوْ
بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ
يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“ Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah
mereka akan melampaui batas dimuka bumi, tetapi Allah menurunkan apa
yang dikehendaki-Nya dengan ukuran.sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27).
Ibnu Katsir rahimahullah lantas menjelaskan,“ seandainya Allah memberi
hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh , tentu mereka akan
melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan
bertingkah sombong.”
(lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12/278).
jika setiap orang memahami hal di atas,maka sungguh ia tidak akan
korupsi,tidak akan menipu dan lari dari amanat. Realita yang kami
saksikan sendiri menunjukkan bahwa mencari orang yang jujur itu amat
sulit di jaman ini.
kita butuh menyeleksi dengan baik jika memberi
amanat pada orang lain.hanya dengan modal iman dan takwa-lah serta
merasa takut pada Allah,kita bisa memiliki sifat jujur dan amanat.
semoga Allah Memberi Akhlak Mulia
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ
“Allahumma inni a’udzu bika min munkarotil akhlaaqi wal a’maali wal ahwaa’
" Ya Allah,aku berlindung kepadamu dari akhlaq,amal dan hawa nafsu yang mungkar.”
(HR. Tirmidzi no. 3591,shahih)
wallahu waliyyut taufiq.